Badan Kepegawaian Daerah

PONTIANAK-Sehari blusukan di Pontianak, Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi mampu menggugah semangat aparatur negara di Kalimantan Barat untuk melakukan perubahan. Tidak saja Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), tetapi juga aparat Kepolisian, serta TNI. Bahkan, kehadiran Yuddy dalam pamaren Arwana dan batu hias atau yang dikenal dengan batu akik, turut memicu menggairahkan even yang kini menjadi salah satu penggerak perekonomian masyarakat di tanah air.

Setibanya di Bandara Supadio Pontianak sekitar pukul 10.00, Selasa tanggal 14 April, Yuddy dijemput oleh Kapolda Kalbar Arief Sulistiyo, yang langsung menuju Mapolda. Sambutan kehormatan diberikan untuk Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi sejak dari gerbang masuk. Pasukan Pengamanan memberikan hormat senjata, dan dilanjutkan penyambutan hangat oleh para petinggi Polda Kalteng, beserta segenap Kapolres yang secara khusus dihadirkan untuk menyambut sang menteri. Hal itu memang pantas diterimanya, mengingat sejak berdiri Polda Kalbar, baru kali pertama mendapat kunjungan seorang menteri.

Sebelum naik ke ruang kerja Kapolda, Yuddy yang didampingi Deputi Pelayanan Publik Mirawati Sudjono melakukan foro bersama para petinggi Polda Kalbar. Setelah singgah sejenak di ruang kerja Kapolda, Yuddy langsung bergerak ke ruang pertemuan untuk memberikan pengarahan kepada segenap pejabat teras Polda Kalbar serta 12 Kapolres.  Sejak Polda Kalbar berdiri, ini pertama kalinya seorang menteri hadir ke Mapolda Kalimantan Barat, ujar Kapolda Arief Sulistiyo.

Secara umum, Menteri  mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilaksanakan oleh Polda Kalbar, termasuk diantaranya rekrutmen bintara Polri yang dilaksanakan secara transparan. Saya mengapresiasi rekrutmen yang berlangsung transparan ini, ujar Yuddy saat menyaksikan proses testing bagi calon bintara Polri di bagian  belakang kompleks Polda.

Tidak lama berselang, Yuddy langsung berpamitan dan menuju sasaran blusukan berikutnya, yakni RSUD Yos Sudarso Pontianak. Direktur RSUD Yos Sudarso Eka Sanjaya beserta jajaran manajemen yang menyambut kehadiran Yuddy, mencoba memberikan  gambaran mengenai RSUD yang dipimpinnya.

Sambil mendengarkan penjelasan, Menteri langsung merangsek ke bagian yang tengah ramai dikunjungi massa, yakni tempat pendaftaran pasien pengguna kartu BPJS. Bagaimana pelayanannya pak, ada masalah tidak? sergah Yuddy kepada warga yang tengah duduk menunggu antrean.

Menteri langsung berinisiatif untuk membuktikan pelayanan di bangsal rawat inap kelas 3. Kalau mau tahu kondisi rumah sakit yang sebenarnya, kita cukup melihat pelayanan di kelas tiga, ujar Yuddy.

Sebelum masuk ke bangsal, Yuddy masuk ke ruangan para perawat penjaga bangsa, dan minta agar diperiksa tensi darahnya. Di sini bisa cek tensi tidak? Tolong dicek, normal atau tidak, sergah Yuddy.  Dengan sigap para perawat langsung mengambil perlengkapan untuk memeriksa tensi sang Menteri. Normal Pak Menteri, ujar si perawat sambil mengatakan bahwa tensinya 120/80. Kepada para perawat, menteri memberikan motivasi untuk lebih baik dalam melayani pasien.

Usai diperiksa, Yuddy masuk ke bangsal-bangsal ruang rawat inap kelas 3. Tampak setiap ruangan berisi 5 tempat tidur, dan hampir semuanya terisi penuh. Para pasien dan keluarga yang sedang menunggu tampak kaget, karena sebelum Menteri masuk, para awak media sudah merangsek masuk untuk dapat mengambil gambar Menteri. Sambil menyapa masing-masing pasien, Yuddy memberikan motivasi dan mendoakan agar cepat sembuh.

Yuddy sempat melaksanakan Shalat Dzuhur di masjid kompleks RSUD Yos Sudarso, yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan pengarahan kepada Direktur dan jajaran manajemen rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat tersebut.

Kebersihan, selalu menjadi titik awal perhatian Yuddy setiap blusukan ke rumah sakit. Rumah sakit ini cukup bersih. Tinggal meningkatkan pelayanannya, meskipun sebenarnya sudah banyak yang bagus, ujarnya, sambil menambahkan bahwa masalah penambahan fasilitas menjadi prioritas ketiga.

Selain itu, kalau memang kekurangan pegawai, Menteri memerintahkan agar mengajukan permohonan tambahan formasi pegawai secara tertulis. Sebab dalam moratorium, pemerintah tidak menutup rekrutmen bagi tenaga medis dan guru yang secara nasional masih kekurangan.

Agenda kunjungan selanjutnya adalah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Provinsi Kalimantan Barat, yang memberikan pelayanan untuk 53 jenis perijinan. Mungkin karena jam istirahat makan siang, situasi di loket terlihat sepi, tak banyak warga yang sedang mengurus perijinan. Para pegawai terlihat duduk di meja masing-masing dengan tetap beraktivitas.

Usai menyalami para pegawai, Menteri sempat duduk dan berbincang-bincang santai dengan para pegawai. Gurauan ringan sempat dilontarkan Yuddy kepada beberapa pegawai, mulai dari pertanyaan berapa lama bekerja, lulusan dari mana, sampai berapa gajinya.

Tak lupa Menteri berpesan agar lebih sigap dan responsif dalam memberikan pelayanan, karena dari pelayanan yang baik akan mempercepat berputarnya roda perekonomian Kalimantan Barat.

Kunjungan berikutnya adalah Samsat Kota Pontianak. Lagi-lagi, tak banyak warga yang tengah mengurus surat-surat kendaraan bermotor seperti perpanjangan STNK, BPKB dan lain-lain. Pandangan pertama Yuddy tertuju pada Maklumat Pelayanan yang terpampang di standing banner, dan minta agar kalimat yang tertulis itu diperjelas lagi agar tidak menimbulkan salah pengertian warga masyarakat.

Selain itu, Yuddy menekankan agar pelayanan di institusi ini benar-benar dioptimalkan, karena dari sini pemda mendapatkan pendapatan. Saudara harus berpikir bahwa mereka yang datang ke sini adalah majikan, yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya. Pajak yang mereka bayarkan digunakan untuk menggaji saudara-saudara, tegas Yuddy.

Tak lama berselang, Menteri meluncur ke Kanwil Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kalimantan Barat. Namun suasana di gedung berlantai tiga yang cukup megah ini sepi. Yuddy pun berkeliling, dan mendapati sejumlah pegawai perempuan tengah makan siang di ruangannya. Mereka tak menyadari bahwa yang datang adalah Menteri PANRB, karena kunjungan ini memang tidak diagendakan sebelumnya. Hal seperti ini memang sering dilakukan Yuddy ketika melakukan blusukan di berbagai daerah, sehingga bisa mengetahui kondisi riil.

Menteri sempat kaget, karena di gedung yang begitu bagus ini pegawainya hanya 83 orang. Setelah berbincang-bincang dengan Kakanwil, Yuddy yang sempat masuk ke ruang kerja Kakanwil, menyarankan agar di tembok yang tampak kosong itu dipajang baliho berisikan Nawa Cita Pemerintahan Jokowi-JK. Dengan demikian, para pegawai dan setiap orang yang datang ke sini bisa langsung membacanya, dan lama kelamaan mereka hafal dan memahami Nawa Cita, ujarnya.

Dari Kanwil BPN, Yuddy yang ditemani Kakanwil BPN beringsut ke Kantor Pertanahan Kota Pontianak, yang memang diagendakan sebelumnya. Tampak para pejabat dan pegawai tengah bersiap menunggu kehadiran Yuddy.

Agenda blusukan di Pontianak sempat jeda, karena Menteri PANRB menghadiri dan menyaksikan  pencanangan pembangunan zona integritas oleh Gubernur Kalbar Cornelius dan para Bupati/Walikota di bumi katulistiwa itu.

Usai acara tersebut, Yuddy yang didampingi Walikota Pontianak meluncur ke kantor Walikota Pontianak. Di lantai dasar, Menteri berinteraksi dengan warga masyarakat yang tengah  mengurus surat-surat di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Pontianak.

Sekitar 15 warga ditanya Yuddy, dengan pertanyaan-pertanyaan standar, seperti sesdang mengurus apa, ada masalah tidak, berapa lama waktu yang dibutuhkan, ada calo tidak, bayarnya mahal atau tidak. Hampir semua jawaban warga bersifat positif. Ini menandakan pelayanan di Pontianak sudah bagus, ujar Yuddy.

Bermodal pelayanan bagus ini, Menteri berharap agar Kota Pontianak bisa menciptakan suatu mascot baru, misalnya sebagai kota pendidikan, sehingga warga dari sekitar kota, kalau mau sekolah ke Pontianak. Selain itu, Yuddy berharap agar bumi khatulistiwa ini perlu mengembangkan ekonomi kreatif, dan selalu menciptakan even-even yang bisa mengundang wisatawan, agar bisa menggerakkan perekonomian masyarakat. (Sumber: MenpanRB)


20 April 2015 00:00:00 WIB | Post By: Admin BKD